Selasa, 27 November 2012


TERNYATA DALAM KARTUN NARUTO JUGA TERDAPAT KONSEP FISIKA





Ada yang berkata judul tulisan ini sangat ngawur“Mana bisa kita belajar lewat kartun. Fisika kan mata pelajaran yang seram lagi menyeramkan, jadi harus dipelajari dengan serius.” Nah, kalimat terakhir inilah yang menjadi beban kami. Orang-orang yang ditakdirkan mengajar apa yang ditakuti banyak siswa. Alhasil, banyak di antara pengajar fisika turut ditakuti. Padahal wajah banyak diantara kita berwajah lugu dan lucu. Tidak pantas untuk kalian benci. Hihi :)
Kita tahu salah satu proses perpindahan kalor adalah konveksi. Proses ini terjadi tidak hanya pada zat cair, tapi juga pada gas. Ciri dari konveksi adalah adanya gerakan memutar partikel-partikel yang menyusun zat cair atau gas. Namun sulit juga mengambarkan gerakan partikel pada gas. Beda halnya pada zat cair yang jelas-jelas bisa dilihat oleh mata.
Ternyata konsep di atas bisa dijelaskan dengan hal-hal yang lebih menarik tanpa harus berpegang teguh pada buku yang terkesan membosankan dan monoton. untuk menjelaskan hal di atas kita menerangkan hal-hal yang lebih bersifat nyata dan diterima dengan mudah oleh siswa, salah satunya dengan membuat perandaian seperti: 
balon yang diisi udara lalu dipanaskan. Pasti akan meledakkan? Nah, ini disebabkan karena partikel udara atau gas di dalam balon bergerak-gerak.”
ternyata hal tersebut dijelaskan juga dalam kartun naruto lho. . .
Bagi yang tidak mengikuti komik atau serial Naruto, saya ceritakan sedikit. Jadi begini, Naruto adalah murid ninja yang sedang mempelajari banyak jurus sebelum melawan musuh-musuhnya. Salah satu jurus yang dia pelajari adalah Rasengan. Jurus dengan membuat pusaran cakra pada tangannya. Dalam sesi latihan bersama gurunya, Naruto menggunakan media balon. Jadi balon akan diisi cakra, kemudian cakranya dibuat pusaran. Beberapa pusaran bergerak sangat cepat, alhasil beberapa kali balon meledak.

Maaf ya, namanya juga cerita komik, wajar kalau sangat mengada-ada dan penuh fantasi. Sekali lagi mohon dimaklumi. Oh iya, cakra itu semacam tenaga dalam. Oleh si pengarang, cakra digambar menyerupai angin. Oleh karena itulah, saat itu saya ibaratkan cakra sebagai angin atau gas.
“Jadi, kalau energi panas di dalam balon semakin besar, partikel-partikel gas akan bergerak semakin cepat. Kalau lebih besar akan lebih cepat. Lebih besar lagi, lebih cepat lagi. Hingga akhirnya partikel-partikel mampu merobek permukaan balon dan meledak.”
Pernah juga kita sampai pada materi Pemisahan Campuran bagian destilasi. kita dapat  terangkan salah satu contoh pemanfaatan destilasi adalah penyulingan air laut atau pembuatan air tawar dari air laut. 
hal tersebut ternyata juga diungkap dalam kartun yang berjudul One Piece. 
dalam kartun tersebut dijelaskan bahwa Air laut dipanaskan. Menguap. Uapnya ditampung. Jadi air tawar.” Semangatnya menunjuk-nunjuk hasil gambarnya pada saya.
Itulah sekelumit tentang fisika yang ternyata juga digunakan dalam media komik. Sempat mengikuti komik dan serial kartun di TV ternyata tidak selamanya buruk, komik yang dikarang terutama orang Jepang, sering memasukan beberapa fenomena ilmiah. Meski dalam presentase yang kecil.
Oh iya, kalau Sahabat pengajar yang tidak tahu menahu tentang komik dan kartun, tidak perlu memaksakan diri dengan mengikuti komik atau kartun lho. Silahkan lihat potensi apa yang Sahabat miliki untuk masuk ke dalam dunia siswa. Mengetahui kegemaran dan kecenderungan siswa juga akan lebih baik. Jadi, setelah ini tidak harus beli komik Naruto ya? Hehe. Selamat Mengajar!

Al Haitham dan Ilmu Optik

Al Haitham dan Ilmu Optik


Al Haitham dilahirkan di Basrah dekat sungai Tigris dan mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan Ibnu Al Hasan Ibnu Haitham. Orang-orang Eropa atau Barat lebih mengenalnya dengan nama Al Hazen. Ia dilahirkan pada saat kebudayaan Islam mencapai zaman kejayaan, yaitu pada tahun 354 H (965 M). Zaman ketika gencarnya kegiatan akulturasi serta penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari Yunani, Romawi, Persia dan India. Buku-buku dan pendapat para filusuf terdahulu dijadikannya sebagai bahan studi dan perbandingan dalam melakukan penelitian.
Al Haitham banyak menulis karya ilmiah yang jumlahnya kurang lebih sebanyak 200 buku dalam bidang filsafat, logika, geometri dan fisika. Karya-karya besar tersebut diperoleh berkat kecerdasan otaknya, kerja keras dan ketekunan. Para sarjana Eropa (barat) yang telah mendalami hasil-hasil penelitiannya mengatakan: “Al Hazen telah mendahului Roger Bacon dalam beberapa hal.” Bukunya yang sangat terkenal adalah yang berjudul Al Manazir (kitab tentang cermin).
Al Haitham telah membantah teori yang dikemukakan Euclides dan Ptolemeus yang mengatakan bahwa “mata kita menerima bayangan dari objek dengan mengantarkan sinar tampak ke objek yang bersangkutan.” Dalam bukunya, Al Haitham telah membuktikan bahwa proses yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu:“Bukan sinar yang dilepaskan mata dan di terima oleh objek, tetapi bayangan objeklah yang diterima mata lalu diteruskan oleh lensa mata.”Teori inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan peralatan fotografi saat ini. 
Teori tentang susunan serta tingkatan sinar, pemantulan (refleksi) sinar, serta perbandingan antara kekuatan dan jarak sinar juga menjadi bahan penelitian Al Haitham. Ia mengadakan percobaan dengan sinar bulan atau sinar matahari serta menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana. Penelitian ini telah membuatnya menjadi orang pertama yang merintis penemuan di bidang optika.

Al Haitham juga telah meneliti fenomena “bianglala” yang disebabkan oleh refraksi (pembiasan) cahaya matahari di atmosfer bumi. Ia memperkirakan bahwa fenomena itu muncul ketika matahari berada pada ketinggian 19 derajat dari kaki langit atau ketika pagi/sore hari. Hasil temuannya ini hanya berselisih satu derajat dari perhitungan yang dilakukan saat ini, yaitu sebesar 18 derajat.
Al Haitham pernah mengatakan bahwa, “Sinar datang pada cermin bulat yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik pusat cermin. Sinar datang dan sinar pantul terletak pada satu bidang.” Akan tetapi, saat ini kita lebih mengenal Snellius-lah sebagai nama dari hukum-hukum pemantulan ini.
Jika kita mengenal nama-nama bagian mata saat ini, berterimakasihlah pada jasa Al Haitham. Ia merupakan orang pertama yang mendapatkan gambaran cukup detail tentang struktur mata manusia. Istilah retina, kornea dan lainnya adalah nama-nama bagian mata yang berasal saduran bahasa Arab yang disampaikan Al Haitham.
Banyak teori dan hasil penelitian Al Haitham ternyata sesuai dengan perkembangan ilmu fisika sampai saat ini. Selain sebagai ilmuan besar, Al Haitham juga merupakan ulama yang berakhlak tinggi. Ia pernah berpesan:
Hidup manusia tidak akan memperoleh sesuatu yang lebih mendekatkan dirinya pada Allah Subhanahuwata’ala. selain dari kebenaran ilmu pengetahuan. Berikan jasa pada kenalanmu. Berikan pengetahuan pada yang bersedia menerimanya. Pertahankanlah kehormatan dirimu dan agamamu.
Fisikawan dan ulama besar lulusan Universitas Al Azhar ini telah tiada pada tahun 430 H (1038 M) dengan meninggalkan sumbangan besar bagi umat manusia. Semoga jejaknya akan terus menyulut api semangat fisikawan generasi selanjutnya untuk berkarya dan bertakwa kepada AllahSubhanahuwata’ala.
Sumber gambar: wikimedia.org, wiralodra.com, islamic-study.org

Ketika Siswa Marah Kepada Gurunya


Ketika Siswa Marah Kepada Gurunya


Guru marah kepada siswa itu biasa. Tapi kalau siswa marah kepada gurunya? Bisa juga. Saya pernah membagikan pengalaman ketika siswa marah kepada saya di tulisan. Dari pengalaman itu, saya benar-benar mendapatkan pelajaran besar dalam mengajar. Apa saja?

Pertama. Siapkan kondisi fisik sebelum mengajar agar benar-benar prima.
Kondisi fisik memang sangat mempengaruhi aktivitas kita, baik emosi, daya pikir atau kekuatan tubuh itu sendiri. Dalam hal mengajar, fisik siswa maupun guru harus benar-benar diperhatikan. Pengalaman mengecawakan siswa itu bisa saya jelaskan seperti berikut ini.
Saat itu siswa benar-benar lelah. Ia pulang sampai sore dari sekolah. Sementara di lain sisi, saya sebagai guru juga tak kalah lelah. Seharian berada di kampus untuk menyelesaikan tugas akhir juga menguras banyak energi dan pikiran. Kemudian keduanya di pertemukan untuk bersama-sama memutar otak kembali agar pekerjaan rumah (PR) dapat dikumpulkan siswa besok pagi. Dampaknya adalah emosi dan rasa kesal yang tiba-tiba muncul ketika pikiran kami beradu dengan fisik yang tak lagi mendukung.
Sebuah nasehat sederhana bagi sahabat pengajar lainnya. Jangan ambil resiko dengan mengajar pada saat kondisi tubuh tidak memungkinkan. Selain itu usahakan untuk beristirahat yang cukup sebelum waktu untuk mengajar. Misalnya saja bagi yang mengajar di pagi hari memliki tidur malam yang cukup. Usahakan betul agar tidak begadang. Bagi yang mengajar sore atau malam seperti saya, manfaatkan waktu siang menjelang mengajar dengan merilekskan badan.
Kedua. Pada kondisi tertentu, hindari memberi banyak soal yang sukar.
“Soal yg diberikan pada para siswa jangan disepelekan. Ia dapat memantik keingintahuan, tapi juga dapat pula merusak nalar dan mental.” Begitu kata dosen kami, Pak Dwi Budianto pada akun twitternya. Memang harus kita akui tidak semua siswa senang jika kita beri pertanyaan. Apalagi jika soal tersebut cukup sulit untuk diketahui jawabannya, membutuhkan waktu lama dan banyak jumlahnya.
Dalam kasus yang saya alami, saat itu soal dari siswa yang disodorkan pada saya cukup banyak. Belum lagi tipe soal uraian Fisika sering beranak-pinak. Misalnya, satu soal memiliki butir pertanyaan a – d dan semuanya saling berkaitan satu sama lain. Jadi, meski tertera ada 5 soal, namun sebenarnya pertanyaan yang harus dijawab bisa mencapai 20 soal. Nah, bagaimana kalau soal dari guru saat itu mencapai 20 belum lagi ada butir pertanyaan sampai poin “e”.  Huh!
Bagi rekan pengajar yang belum mempercayakan siswa bisa belajar secara mandiri memang sebaiknya sering memberikan PR. Namun perlu untuk memperhatikan jumlah dan tingkat kesulitannya. Bahkan untuk urutannya pun tidak luput harus kita perhatikan. Selain mempertimbangkan kesesuaian urutan materi, tingkat kesulitan sebaiknya diurutkan dari yang termudah hingga yang tersukar. Tujuannya adalah membangun kepercayaan diri siswa saat mengerjakannya.

Ketiga. Berikan deadline yang tidak memberatkan siswa
Batas waktu pengumpulan tugas seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi siswa. Banyak diantara mereka cukup kelimpungan mengatur waktu mengerjakan tugas suatu mata pelajaran. Sebagian siswa saya rata-rata sering pulang lebih larut dari siswa pada umumnya, karena memiliki aktivitas ekstrakulikuler, les pelajaran, les kesenian bahkan bekerja sambilan. Belum lagi harus mengerjakan beragam tugas sekolah dari mata pelajaran lainnya.
Jujur saja, apa yang saya ceritakan di artikel sebelumnya,  bukanlah kasus yang pertama. Dengan deretan pertanyaan yang tidaklah sedikit, waktu pengumpulan tugas yang ternyata sangat mepet. Pada kasus yang saya temui ini, si siswa memiliki agenda ekstrakulikuler hingga sore. Sedangkan tugas yang tadi siang ia dapatkan harus dikumpulkan pagi harinya. Bukankah ini sangat memberatkan. Alhasil rasa frustasi ini terakumulasi menjadi emosi.
Jika ada di antara kita yang berpikir tugas mereka memang untuk belajar, saya ajak kembali ke topik seputar memahami. Mari kita lihat aktivitas siswa-siswa kita. Apakah bijak jika tugas yang bertujuan membantu kepemahaman siswa dalam belajar justru malah membenani mereka. Nah, kita yang selaku pengajar dan mengaku sebagai sahabat siswa semestinya mengetahui kondisi mereka.
Demikian apa yang saya pelajari ketika mendapatkan pengalaman “dimarahi” siswa. Tidak, saya tidak menyalahkan si siswa. Sebagai orang yang memang seharusnya lebih dewasalah yang harusnya lebih memahami. Jika telah mengetahui suatu kondisi, maka dengan cepat harus menemukan solusi. Semoga apa yang telah saya alami bisa dipetik sebagai pelajaran bagi sahabat pengajar semua. Selamat memahami !

Selasa, 13 November 2012

FAKTA UNIK ILMU FISIKA


1. MATAHARI DAN PISANG


Apakah kaitan atau hubungan yang ada antara matahari dan pisang?
Tentunya kalian semua penasaran kan??
Ternyata orang zaman dahulu beranggapan bahwa matahari tercipta dari pisang,
mengapa demikian??
Matahari panas karena beratnya yang luar biasa, sekitar bermiliar-miliar ton dan membuatnya menjadi inti tekanan kolosal. Tekanan besar menimbulkan temperatur besar. Jika matahari terbuat dari pisang, maka beratnya akan bermiliar-miliar ton dan memiliki efek yang sama dengan matahari.
untuk zaman serba modern tentunya penjelasan di atas sudah tidak dapat diterima secara logika bukan??
namun ternyata penyataan tersebut sangat beredar luas pada zaman dahulu.
unik bukan??